Rabu, 01 Februari 2017

MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR



Suatu pembelajaran di sekolah memang tujuannya adalah memberikan pemahaman yang benar dengan didasari atas konsep yang benar pula. Namun sayangnya tidak semua itu terwujud dengan aman-aman saja. Seringkali terjadi miskonepsi yang tidak disengaja, miskonsepsi ini juga bisa timbul karena guru yang juga memiliki pemahaman yang salah (miskonsepsi). 

Dengan kata lain, miskonsepi bukan hanya terjadi pada siswa saja, namun sejak dari guru sudah terjadi miskonsepsi. Diantara beberapa mata pelajaran yang rawan terjadi miskonsepsi adalah matematika dan IPA. 



Namun kali ini akan penulis rangkum miskonsepsi yang sering terjadi pada mata pelajaran IPA di jenjang sekolah dasar.

Perkembangbiakan vegetatif buatan dilakukan dengan menyambung dan menempel
Perkembangbiakan konsepnya adalah penambahan jumlah individu, dengan dilakukannya penyambungan tidak terjadi penambahan individu, justru berkurang
Tumbuhan itu bernapas dengan menghirup karbondioksida
Ini adalah konsep yang paling umum terjadi, padahal tumbuhan bernapas tetap menghirup oksigen untuk mengoksidasi makanananya. Tumbuhan memang menghirup karbondioksida, tapi tidak untuk keperluan pernapasan, melainkan untuk keperluan fotosintesis.
Tumbuhan monokotil tidak memiliki cabang
Terkadang ada beberapa guru yang menyampaikan kepada muridnya bahwa ciri tumbuhan monokotil adalah akar serabut dan pohonnya tidak bercabang. Padahal tumbuhan monokotil ada yang bercabang. Contoh; rumput dan tumbuhan pandan
Tumbuhan jambu mente adalah salah satu tumbuhan dengan biji terbuka
Hanya karena “tampak” memiliki biji diluar, bukan berarti dapat digolongkan kedalam tumbuhan  berbiji terbuka. Yang tampak sebagai biji, sebenarnya adalah buah, sedangkan yang tampak seperti buah, membesar dan berdaging itu sebenarnya adlah tangkai buah. Jadi jambu mente sebearnya adalah tipe tumbuhan bebiji tertutup
Fotosintesis hanya bisa terjadi pada siang hari
Fotosintesis itu bisa terjadi kapan saja, selama syarat-syarat untuk melakukan fotosintesis terpenuhi, terutama sinar matahari. Seandainya fotosintesis hanya terjadi pada siang hari, sedangkan pada suatu siang hari terjadi hujan deras dan mendung petang (tidak ada sinar matahari), apakah siang hari itu terjadi fotosintesis? Tentu saja tidak. maka konsep yang benar adalah; foto sintesis terjadi ketika ada cahaya dengan gelombang dengan intensistas yang memenuhi untuk melakukan fotosintesis. Bahkan fotosintesis bisa saja dilakukan dengan bantuan lampu jika gelombang dan intensistas dalam lampu tersebu setara dengan cahaya matahari normal.
Jumlah air di seluruh dunia berkurang dari waktu ke waktu
Ini adalah kesalahan fatal. Mengapa? Jika kita mau mencermati siklus hidrologi, air sebenarnya tidaklah berkurang melainkan perubahan wujud. Air bisa berubah wujud menjadi awan, menjadi uap, dan menjadi es, yang paling penting adalah ketika air berubah wujud menjadi awan, dia bisa berpindah tempat dengan hembusan angin. Maka, jika di suatu kawasan mengalami kekeringan, itu bukan bearti air telah berkurang, tapi air telah berubah wujud dan berpindah ke tempat lain.

Sekian sedikit sekali uraian tentang miskonsepsi yang sering terjadi pada pembelajaran IPA di sekolah dasar, semoga bisa meluruskan persepsi yang salah dan bisa menjadi sumber atau bahan ajar yang valid. Terima kasih.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR